
Kue Pukis: Camilan Manis yang Cocok untuk Santai Sore
Pendahuluan: Manisnya Tradisi di Balik Kue Pukis
Siapa yang tak kenal kue pukis? Camilan tradisional yang satu ini sudah sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Baik di pasar tradisional, gerobak jajanan, hingga toko oleh-oleh, kue pukis selalu hadir sebagai teman setia kala perut mulai keroncongan. Teksturnya yang lembut, aroma harum santan dan vanila, serta rasa manis yang pas membuat kue ini cocok dijadikan teman minum teh atau kopi di sore hari.
Walau tampilannya sederhana, kue pukis menyimpan cerita panjang sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara. Mari kita bahas lebih dalam kenapa kue pukis layak disebut sebagai camilan manis yang cocok untuk santai sore.
Asal Usul dan Sejarah Kue Pukis
Kue pukis dipercaya berasal dari Jawa, dan banyak ditemui di berbagai daerah seperti Solo, Yogyakarta, hingga Banyumas. Meskipun belum diketahui secara pasti siapa pencipta pertamanya, namun kue ini telah menjadi bagian dari budaya https://www.hongkongnationalanthem.com/ kuliner tradisional sejak lama.
Secara bentuk, kue pukis mirip dengan kue wafel atau pancake, namun memiliki ciri khas tersendiri. Dibuat dari campuran telur, gula, tepung terigu, ragi, dan santan, kue ini dipanggang dalam cetakan setengah lingkaran khusus yang membuat bentuknya menyerupai perahu mini.
Tekstur dan Rasa yang Menggoda
Satu hal yang membuat orang ketagihan dengan kue pukis adalah teksturnya yang lembut dan empuk di dalam, namun sedikit renyah di pinggirnya. Perpaduan antara manisnya gula, gurihnya santan, serta aroma vanila atau pandan menjadikan setiap gigitan pukis sangat memuaskan.
Kini, variasi rasa semakin berkembang. Selain rasa original, banyak penjual yang menambahkan topping seperti cokelat meses, keju parut, kacang tanah, selai stroberi, atau bahkan Nutella. Inovasi ini membuat kue pukis tetap relevan di tengah gempuran camilan modern.
Pukis sebagai Teman Sore yang Ideal
Ada alasan kenapa pukis begitu cocok untuk santapan sore hari. Ukurannya yang mungil dan praktis membuatnya pas disantap sambil bersantai, bekerja, atau mengobrol bersama keluarga. Selain itu, aroma manis dan hangatnya cocok dipadukan dengan minuman hangat seperti teh tubruk, kopi hitam, atau susu.
Bahkan di beberapa daerah, kue pukis sering disajikan dalam acara arisan, pengajian, hingga pertemuan santai. Rasanya yang “netral” bisa diterima oleh semua usia, dari anak-anak hingga orang tua.
Cara Membuat Kue Pukis Sendiri di Rumah
Bagi kamu yang ingin mencoba membuat pukis sendiri di rumah, caranya cukup mudah dan bahan-bahannya juga umum ditemukan. Berikut ini gambaran singkat proses pembuatannya:
Bahan-bahan:
-
200 gram tepung terigu
-
100 gram gula pasir
-
2 butir telur
-
1 sendok teh ragi instan
-
250 ml santan hangat
-
1 sendok makan margarin cair
-
1/2 sendok teh vanila
-
Topping sesuai selera (cokelat, keju, kacang, dll)
Cara membuat:
-
Campurkan ragi dengan sedikit santan hangat, diamkan hingga berbuih.
-
Kocok telur dan gula hingga mengembang.
-
Masukkan tepung terigu secara bertahap, lalu tambahkan sisa santan, ragi, dan margarin cair. Aduk hingga rata dan diamkan 30 menit.
-
Panaskan cetakan pukis, olesi dengan margarin.
-
Tuang adonan ke dalam cetakan ¾ penuh, beri topping sesuai selera.
-
Tutup dan panggang hingga matang (sekitar 3–5 menit).
-
Angkat dan sajikan hangat.
Pukis dalam Budaya Populer
Walaupun kue pukis berasal dari tradisi lama, kini kehadirannya mulai merambah ke kafe dan toko dessert kekinian. Banyak brand lokal yang menyajikan kue pukis dengan tampilan lebih modern: diberi isian custard, matcha, atau cream cheese, bahkan dengan kemasan estetik yang cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
Media sosial juga berperan besar dalam menjaga eksistensi pukis. Banyak food vlogger hingga akun kuliner yang mempopulerkan kembali kue ini dengan sentuhan kekinian.
BACA JUGA: Resep Kue Lumpur Labu Kuning Lembut untuk Acara Arisan