Saat Berada di Kamboja Hati-Hati Memakan Daging Babi: Inilah Ciri-Cirinya

Berwisata ke Kamboja adalah pengalaman yang kaya akan budaya, sejarah, dan tentu saja kuliner. Negeri Angkor Wat ini menawarkan berbagai jenis makanan jalanan dan hidangan lokal yang menggoda selera. Namun, bagi sebagian wisatawan—terutama yang memiliki pantangan agama, alergi, atau alasan kesehatan tertentu—mengonsumsi daging babi bisa menjadi hal yang harus dihindari. Sayangnya, di Kamboja, daging babi cukup umum digunakan, dan sering tidak diberi label yang jelas dalam bahasa Inggris atau Indonesia.
Agar liburan tetap menyenangkan dan aman, penting untuk mengenali ciri-ciri daging babi dalam makanan, baik dari segi tampilan, aroma, maupun penamaan lokal. Berikut panduan lengkapnya.
1. Daging Babi Umum di Kuliner Kamboja
Di Kamboja, daging babi (pork) termasuk bahan makanan yang sangat umum, terutama dalam makanan jalanan seperti sate, sup, hingga nasi campur. Banyak makanan dijual di warung-warung kaki lima atau pasar malam yang tidak mencantumkan komposisi bahan dalam bahasa Inggris.
Hidangan seperti bai sach chrouk (nasi babi panggang) adalah sarapan populer di kalangan warga lokal. Sach chrouk sendiri berarti “daging babi”. Jadi, penting untuk mengenali istilah-istilah dalam bahasa Khmer (bahasa Kamboja) yang merujuk pada babi.
2. Istilah yang Perlu Dikenali
Berikut beberapa istilah dalam bahasa Khmer yang bisa membantu kamu mengidentifikasi makanan berbahan daging babi:
-
Sach Chrouk: Daging babi
-
Sach Moun: Daging ayam
-
Sach Ko: Daging sapi
-
Cha: Tumis/goreng
-
Kari: Kari
-
Kuy Teav: Mi sup (biasanya bisa memakai berbagai jenis daging)
Jika kamu tidak yakin, kamu bisa bertanya pada penjual:
“Ni mean sach chrouk te?” — Apakah ini mengandung daging babi?
3. Ciri-Ciri Daging Babi dari Tampilan
Jika tidak tersedia label, kamu bisa mengenali daging babi dari tampilan fisiknya:
-
Warna: Daging babi matang biasanya berwarna putih pucat atau pink muda, berbeda dengan ayam (lebih putih) dan sapi (lebih coklat gelap saat matang).
-
Lemak: Daging babi sering terlihat dengan lapisan lemak tebal dan putih, terutama pada bagian perut.
-
Tekstur: Daging babi punya tekstur lebih empuk dibandingkan daging sapi, dan biasanya tidak seberserat daging sapi.
4. Aroma yang Khas
Daging babi memiliki aroma khas yang bisa membedakannya dari daging lainnya, terutama saat digoreng atau dibakar. Aromanya cenderung lebih manis atau ‘berminyak’, terutama jika bagian lemaknya ikut dimasak. Jika kamu terbiasa dengan daging ayam atau sapi, aroma babi yang matang bisa terasa mencolok.
5. Hindari Makanan Ini Jika Ragu
Jika kamu tidak yakin apakah makanan mengandung daging babi, sebaiknya hindari jenis makanan berikut ini di Kamboja, kecuali restoran tersebut memiliki label halal atau vegetarian:
-
Sate dan bakaran kaki lima (karena sering campur antara babi, ayam, dan sapi)
-
Sup bening berisi potongan daging putih (karena sering kali itu babi, bukan ayam)
-
Nasi campur (bai sach) tanpa label jelas
-
Makanan siap saji yang terlihat berminyak dan berwarna coklat muda — bisa jadi itu tumisan babi
6. Alternatif Aman
Bagi kamu yang menghindari babi, berikut jenis makanan yang cenderung lebih aman:
-
Amok Trey: Kari ikan kukus dalam daun pisang
-
Kari Sayur: Kari vegetarian dengan santan dan sayuran lokal
-
Mi goreng sayur atau ayam (pastikan tanya dulu)
-
Restoran halal atau vegetarian (banyak tersedia di Phnom Penh dan Siem Reap)
7. Gunakan Aplikasi Penerjemah dan Gambar
Untuk meminimalkan risiko, kamu bisa menggunakan aplikasi penerjemah dengan kamera (seperti Google Translate) untuk membaca menu raja zeus slot berbahasa Khmer atau melihat tulisan yang tidak kamu pahami.
Kamu juga bisa menunjukkan gambar simbol “No Pork” atau kalimat dalam bahasa Khmer kepada penjual:
ខ្ញុំមិនញ៉ាំសាច់ជ្រូកទេ (Saya tidak makan daging babi)
BACA JUGA: Aperol vs Campari: Dua Minuman Pahit Italia yang Populer