Dalam dunia kuliner Arab, manisan bukan hanya sekadar penutup makan, tetapi simbol kehangatan, keramahan, dan tradisi yang mendalam. Salah satu hidangan penutup yang mencuri perhatian karena kelembutannya yang unik dan rasa manis yang menggoda adalah Halawat Al-Jibn. Karamel Arab ini memiliki tekstur lembut, aroma bunga jeruk yang khas, dan kejutan keju manis di dalamnya—membuat setiap gigitan seperti meleleh di mulut.
Asal Usul Halawat Al-Jibn
Halawat Al-Jibn berasal dari kawasan Levant, khususnya populer di Suriah, Lebanon, dan sekitarnya. Nama “Halawat Al-Jibn” secara harfiah berarti “manisan keju.” Hidangan ini pertama kali dikenal dari kota Hama dan Homs di Suriah, yang terkenal dengan seni olahan keju dan pemanis tradisionalnya.
Dulunya, Halawat Al-Jibn disajikan hanya pada acara-acara khusus, seperti pernikahan atau perayaan keagamaan. Kini, dessert ini menjadi camilan populer yang bisa ditemukan di toko-toko manisan Arab dan kerap disajikan sebagai suguhan untuk tamu.
Apa yang Membuat Halawat Al-Jibn Istimewa?
Halawat Al-Jibn memiliki karakter unik yang membedakannya dari manisan lainnya:
-
Tekstur lembut dan elastis dari adonan semolina dan keju.
-
Isiannya berupa krim manis (qishta atau ashta) yang menyegarkan.
-
Aroma khas air mawar dan bunga jeruk yang menyatu dalam sirup gula.
-
Disajikan dingin dengan taburan pistachio dan sirup karamel ringan di atasnya.
Gabungan dari rasa manis, gurih, lembut, dan segar menjadikannya pengalaman rasa yang kaya dan memanjakan lidah.
Bahan-Bahan Dasar
Untuk membuat Halawat Al-Jibn, bahan-bahan utama yang digunakan antara lain:
-
Keju putih tanpa garam (biasanya akkawi atau mozzarella segar)
-
Semolina halus (smeed)
-
Gula dan air
-
Air mawar dan air bunga jeruk
-
Krim segar atau qishta (untuk isian)
-
Sirup karamel atau sirup gula ringan
-
Pistachio cincang untuk topping
Bahan-bahan ini sederhana, tetapi proses pembuatannya membutuhkan teknik dan ketelatenan untuk mencapai tekstur yang sempurna.
Langkah Membuat Halawat Al-Jibn
1. Membuat Adonan Keju
Keju putih tanpa garam direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa rasa asinnya, lalu dilelehkan di atas api kecil. Setelah itu, semolina ditambahkan perlahan-lahan sambil terus diaduk hingga membentuk adonan yang elastis dan tidak lengket. Campuran ini kemudian diberi sirup gula yang telah dicampur dengan air mawar dan bunga jeruk, menciptakan aroma khas Arab yang lembut.
2. Membentuk dan Mengisi
Adonan yang sudah elastis dan hangat diratakan di atas permukaan datar (biasanya di atas plastik tahan panas). Di bagian tengahnya diberi krim qishta, lalu digulung dengan hati-hati. Gulungan ini kemudian dipotong-potong sesuai ukuran saji.
3. Penyajian
Potongan Halawat Al-Jibn disusun di piring saji, lalu ditaburi pistachio cincang. Sebagai sentuhan akhir, sirup karamel atau sirup gula ringan disiramkan di atasnya. Manisan ini paling nikmat disajikan dingin, sehingga teksturnya tetap lembut dan menyegarkan.
Sentuhan Modern dalam Halawat Al-Jibn
Seiring perkembangan kuliner, banyak inovasi rajazeus muncul dalam penyajian Halawat Al-Jibn. Beberapa kafe dan restoran di Timur Tengah maupun Eropa kini menghadirkan variasi rasa seperti:
-
Halawat Al-Jibn rasa mangga
-
Isian cokelat ganache
-
Gulungan mini dengan topping es krim Arab (bouza)
-
Versi fusion dengan keju mascarpone atau cream cheese
Meski begitu, rasa klasiknya tetap menjadi favorit karena kesederhanaannya yang otentik dan rasa nostalgia yang melekat di setiap gigitannya.
Lebih dari Sekadar Hidangan Penutup
Halawat Al-Jibn bukan sekadar dessert manis. Ia adalah bagian dari warisan budaya Arab yang mencerminkan kesabaran, perhatian terhadap detail, dan cinta terhadap tradisi. Setiap elemen dalam manisan ini—dari cara pengulenan adonan hingga pemilihan aroma bunga—menggambarkan dedikasi dalam menyajikan sesuatu yang indah dan membahagiakan orang lain.
BACA JUGA: Makanan Ritual Thailand: Hidangan Persembahan untuk Roh yang Masih Dikonsumsi