
Aperol vs Campari: Dua Minuman Pahit Italia yang Populer
Italia bukan hanya terkenal dengan pizzanya yang menggugah selera atau pasta yang menggoda lidah, tetapi juga dengan tradisi minum yang kaya dan penuh karakter. Dua di antara minuman ikonik yang sering menjadi pilihan para pencinta koktail adalah Aperol dan Campari. Keduanya dikenal sebagai minuman pahit (bitter) yang sangat populer, terutama saat aperitivo—tradisi minum santai sebelum makan malam. Meski tampak serupa, Aperol vs Campari memiliki perbedaan yang signifikan dalam rasa, warna, alkohol, dan penggunaannya dalam berbagai resep koktail. Artikel ini akan membahas perbandingan mendalam antara dua minuman legendaris ini.
Asal Usul dan Sejarah
Aperol
Aperol pertama kali diperkenalkan pada tahun 1919 oleh Luigi dan Silvio Barbieri di kota Padua, Italia. Dibuat dengan https://thesilit.com/ campuran rahasia dari rempah-rempah dan bahan herbal, Aperol diciptakan sebagai minuman ringan yang cocok untuk dikonsumsi sebelum makan. Popularitas Aperol meningkat pesat, terutama setelah kemunculan koktail Aperol Spritz, yang kini menjadi minuman ikonik musim panas di seluruh dunia.
Campari
Campari memiliki sejarah yang lebih tua. Diciptakan oleh Gaspare Campari pada tahun 1860 di kota Novara, Campari adalah pionir dalam kategori minuman pahit Italia. Dengan rasa yang kompleks dan warna merah menyala yang khas, Campari dengan cepat menjadi favorit di kalangan bartender dan penikmat minuman keras. Koktail seperti Negroni dan Americano menjadikan Campari sebagai bahan utama yang tak tergantikan.
Rasa dan Aroma
Salah satu perbedaan paling mencolok antara Aperol dan Campari adalah profil rasa mereka.
- Aperol memiliki rasa yang lebih ringan, manis, dan jeruk yang menyegarkan. Meski disebut sebagai minuman pahit, tingkat kepahitannya jauh lebih lembut dibandingkan Campari. Karena itu, Aperol lebih mudah diterima oleh peminum baru atau mereka yang mencari rasa ringan dan menyenangkan.
- Campari terkenal dengan rasa pahit yang kuat, kompleks, dan sedikit lebih “berani”. Ada sensasi herbal, rempah-rempah, serta keasaman dari buah jeruk yang lebih intens. Campari cenderung memberikan kesan dewasa dan tajam, cocok bagi mereka yang menyukai karakter rasa yang lebih dalam.
Kandungan Alkohol
Kadar alkohol juga menjadi pembeda penting antara kedua minuman ini:
- Aperol memiliki kadar alkohol yang relatif rendah, yakni sekitar 11% ABV (Alcohol By Volume). Di beberapa pasar seperti Jerman, kadarnya bisa mencapai 15%, tetapi tetap tergolong ringan.
- Campari, di sisi lain, memiliki kadar alkohol lebih tinggi, sekitar 20,5% hingga 28,5% ABV, tergantung negara distribusinya. Ini membuat Campari lebih “kuat” secara rasa dan efek, sehingga lebih cocok untuk koktail yang membutuhkan backbone alkohol yang kokoh.
Warna dan Tampilan
Dari segi tampilan, keduanya sama-sama menarik perhatian:
- Aperol berwarna oranye terang dengan nuansa yang cerah dan menggoda.
- Campari lebih merah tua dengan kesan visual yang kuat dan dramatis.
Perbedaan warna ini juga memengaruhi tampilan koktail yang menggunakannya.
Penggunaan dalam Koktail
Keduanya sangat fleksibel dan menjadi bahan utama dalam berbagai resep koktail klasik.
Aperol
- Aperol Spritz: Campuran Aperol, prosecco, dan soda, disajikan dengan irisan jeruk dan es batu. Ringan, segar, dan sangat populer saat musim panas.
- Aperol Sour: Varian dari classic whiskey sour, tetapi menggunakan Aperol untuk rasa jeruk yang lebih manis.
Campari
- Negroni: Salah satu koktail klasik paling terkenal, terbuat dari gin, Campari, dan sweet vermouth. Rasanya pahit dan seimbang.
- Americano: Kombinasi Campari, sweet vermouth, dan soda. Ringan namun penuh karakter.
Meski begitu, keduanya kadang bisa saling menggantikan dalam resep dengan sedikit penyesuaian, tergantung rasa yang diinginkan.
BACA JUGA: Getuk Berasal dari Mana? Mengenal Asal-Usul Jajanan Tradisional Manis dan Lembut

Getuk Berasal dari Mana? Mengenal Asal-Usul Jajanan Tradisional Manis dan Lembut
Getuk adalah salah satu jajanan tradisional Indonesia yang memiliki rasa manis dan tekstur lembut. Hidangan ini terbuat dari bahan utama singkong yang direbus, ditumbuk, dan dicampur dengan gula serta pewarna alami. Getuk kerap dijumpai di pasar-pasar tradisional, terutama di daerah Jawa. Namun, banyak orang masih bertanya-tanya: getuk berasal dari mana sebenarnya?
Asal-usul getuk berasal dari wilayah Jawa Tengah, khususnya daerah Magelang. Masyarakat di daerah ini sejak lama mengolah singkong menjadi makanan yang lezat karena keterbatasan bahan pokok seperti beras pada masa kolonial Belanda. Singkong yang dulunya dianggap sebagai makanan alternatif, kemudian diolah menjadi kudapan yang nikmat dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner nusantara. Getuk pun menjadi simbol kreativitas masyarakat Jawa dalam menghadirkan makanan sederhana namun menggugah selera.
Di Magelang, terdapat jenis getuk yang sangat terkenal bernama Getuk Trio. Dinamakan demikian karena biasanya disajikan dalam tiga warna: putih, cokelat, dan merah muda. Warna-warna ini berasal dari campuran gula merah dan pewarna makanan alami. Getuk jenis ini sangat populer hingga menjadi oleh-oleh khas dari kota tersebut. Selain Getuk Trio, ada juga getuk lindri yang dibentuk seperti mie pipih dan biasa dijumpai di berbagai kota besar di Pulau Jawa.
Meskipun berasal dari Jawa Tengah, popularitas getuk menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Banyak penjual jajanan pasar yang menjadikan https://www.roastdetroit.com/ getuk sebagai menu andalan karena pembuatannya cukup mudah dan bahan bakunya murah. Kini, getuk tidak hanya dijajakan secara tradisional, tetapi juga diolah secara modern dengan berbagai variasi rasa, seperti keju, cokelat, dan pandan, untuk menarik minat generasi muda.
Getuk juga memiliki nilai budaya yang cukup tinggi karena sering disajikan dalam acara tradisional atau hajatan masyarakat Jawa. Di tengah gempuran makanan modern, kehadiran getuk menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan kuliner lokal. Tidak sedikit pula UMKM yang bergerak di bidang kuliner menjadikan getuk sebagai produk unggulan, lengkap dengan kemasan menarik untuk pasar yang lebih luas.
Sebagai penutup, bisa disimpulkan bahwa getuk berasal dari Magelang, Jawa Tengah, dan merupakan hasil kreativitas masyarakat lokal dalam mengolah singkong. Jajanan ini bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan sejarah dan nilai budaya. Menikmati getuk bukan sekadar mencicipi makanan, melainkan juga meresapi warisan kuliner bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan.
Baca Juga : 5 Dessert Rendah Gula untuk Penderita Diabetes
5 Dessert Rendah Gula untuk Penderita Diabetes
Bagi penderita diabetes, menikmati dessert sering kali menjadi tantangan karena risiko kenaikan gula darah. Namun, dengan bahan-bahan yang tepat, Anda tetap bisa menikmati hidangan penutup yang lezat tanpa khawatir. Berikut 5 resep dessert rendah gula yang ramah diabetes, mudah dibuat, dan kaya nutrisi.
1. Puding Chia Seed dengan Susu Almond
Bahan (untuk 2 porsi):
- 3 sdm chia seed
- 250 ml susu almond tanpa pemanis
- 1 sdt ekstrak vanilla
- Kayu manis bubuk secukupnya
- Pengganti gula: 1 sdt erythritol atau stevia cair
Cara Membuat:
- Campur semua bahan dalam mangkuk, aduk rata.
- Diamkan di kulkas semalaman (atau minimal 4 jam) hingga mengental.
- Sajikan dengan taburan kayu manis dan potongan stroberi segar.
Manfaat:
✔ Kaya serat dari chia seed yang membantu kontrol gula darah.
✔ Rendah karbohidrat (hanya 5g per porsi).
2. Avocado Chocolate Mousse
Bahan (untuk 3 porsi):
- 1 buah alpukat matang
- 2 sdm bubuk kakao tanpa gula
- 50 ml santan kental
- Pengganti gula: 1 sdm madu mentah (opsional) atau 5 tetes stevia
Cara Membuat:
- Haluskan alpukat dengan blender.
- Tambahkan kakao, santan, dan pemanis, lalu blender hingga lembut.
- Dinginkan 1 jam sebelum disajikan.
Manfaat:
✔ Lemak sehat dari alpukat stabilkan insulin.
✔ Antioksidan tinggi dari kakao.
3. Kue Keju Keto (Keto Cheesecake)
Bahan (untuk 8 potong):
- Bahan dasar: 1 cangkir almond flour + 2 sdm mentega cair.
- Isian: 400 gram cream rajazeus cheese, 2 telur, 1 sdt vanilla, 50 ml krim kental.
- Pengganti gula: 3 sdm monk fruit sweetener.
Cara Membuat:
- Campur almond flour dan mentega, tekan di loyang sebagai crust.
- Kocok cream cheese, telur, vanilla, dan pemanis hingga halus.
- Panggang 30 menit di suhu 160°C.
Manfaat:
✔ Hanya 3g gula per porsi.
✔ Protein tinggi dari cream cheese.
4. Es Krim Greek Yogurt Beri
Bahan (untuk 4 porsi):
- 200 gram Greek yogurt plain
- 100 gram campuran beri (stroberi, blueberry)
- 1 sdt air lemon
- Pengganti gula: 1 sdt xylitol
Cara Membuat:
- Blender yogurt, beri, dan xylitol.
- Tuang ke wadah, bekukan 4 jam.
- Aduk setiap 1 jam untuk tekstur lembut.
Manfaat:
✔ Probiotik dari yogurt baik untuk pencernaan.
✔ Indeks glikemik rendah (GI < 30).
5. Oatmeal Cookies Rendah Gula
Bahan (untuk 12 cookies):
- 1 cangkir oat rolled
- 1 buah pisang matang (sebagai pemanis alami)
- 1 sdt kayu manis
- 2 sdm selai kacang tanpa gula
Cara Membuat:
- Haluskan pisang, campur dengan oat dan kayu manis.
- Bentuk adonan menjadi cookies, panggang 15 menit (180°C).
Manfaat:
✔ Serat oat memperlambat penyerapan gula.
✔ Tanpa tambahan gula (manis alami dari pisang).
Tips Memilih Dessert untuk Diabetes
- Pilih pemanis alami: Stevia, erythritol, atau monk fruit.
- Kombinasi serat + protein: Seperti chia seed + yogurt.
- Hindari tepung terigu: Ganti dengan almond flour atau oat.
- Kontrol porsi: Maksimal 1 porsi kecil per hari.
FAQ Dessert untuk Diabetes
Q: Bolehkah penderita diabetes makan madu?
A: Madu tetap mengandung gula. Batasi maksimal 1 sdt/hari.
Q: Apa pengganti tepung terigu yang aman?
A: Almond flour, tepung kelapa, atau tepung flaxseed.
Q: Berapa indeks glikemik (GI) dessert ini?
A: Semua resep di atas memiliki GI < 55 (kategori rendah).
BACA JUGA: Kue Pukis: Camilan Manis yang Cocok untuk Santai Sore

Kue Pukis: Camilan Manis yang Cocok untuk Santai Sore
Pendahuluan: Manisnya Tradisi di Balik Kue Pukis
Siapa yang tak kenal kue pukis? Camilan tradisional yang satu ini sudah sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Baik di pasar tradisional, gerobak jajanan, hingga toko oleh-oleh, kue pukis selalu hadir sebagai teman setia kala perut mulai keroncongan. Teksturnya yang lembut, aroma harum santan dan vanila, serta rasa manis yang pas membuat kue ini cocok dijadikan teman minum teh atau kopi di sore hari.
Walau tampilannya sederhana, kue pukis menyimpan cerita panjang sebagai bagian dari kekayaan kuliner Nusantara. Mari kita bahas lebih dalam kenapa kue pukis layak disebut sebagai camilan manis yang cocok untuk santai sore.
Asal Usul dan Sejarah Kue Pukis
Kue pukis dipercaya berasal dari Jawa, dan banyak ditemui di berbagai daerah seperti Solo, Yogyakarta, hingga Banyumas. Meskipun belum diketahui secara pasti siapa pencipta pertamanya, namun kue ini telah menjadi bagian dari budaya https://www.hongkongnationalanthem.com/ kuliner tradisional sejak lama.
Secara bentuk, kue pukis mirip dengan kue wafel atau pancake, namun memiliki ciri khas tersendiri. Dibuat dari campuran telur, gula, tepung terigu, ragi, dan santan, kue ini dipanggang dalam cetakan setengah lingkaran khusus yang membuat bentuknya menyerupai perahu mini.
Tekstur dan Rasa yang Menggoda
Satu hal yang membuat orang ketagihan dengan kue pukis adalah teksturnya yang lembut dan empuk di dalam, namun sedikit renyah di pinggirnya. Perpaduan antara manisnya gula, gurihnya santan, serta aroma vanila atau pandan menjadikan setiap gigitan pukis sangat memuaskan.
Kini, variasi rasa semakin berkembang. Selain rasa original, banyak penjual yang menambahkan topping seperti cokelat meses, keju parut, kacang tanah, selai stroberi, atau bahkan Nutella. Inovasi ini membuat kue pukis tetap relevan di tengah gempuran camilan modern.
Pukis sebagai Teman Sore yang Ideal
Ada alasan kenapa pukis begitu cocok untuk santapan sore hari. Ukurannya yang mungil dan praktis membuatnya pas disantap sambil bersantai, bekerja, atau mengobrol bersama keluarga. Selain itu, aroma manis dan hangatnya cocok dipadukan dengan minuman hangat seperti teh tubruk, kopi hitam, atau susu.
Bahkan di beberapa daerah, kue pukis sering disajikan dalam acara arisan, pengajian, hingga pertemuan santai. Rasanya yang “netral” bisa diterima oleh semua usia, dari anak-anak hingga orang tua.
Cara Membuat Kue Pukis Sendiri di Rumah
Bagi kamu yang ingin mencoba membuat pukis sendiri di rumah, caranya cukup mudah dan bahan-bahannya juga umum ditemukan. Berikut ini gambaran singkat proses pembuatannya:
Bahan-bahan:
-
200 gram tepung terigu
-
100 gram gula pasir
-
2 butir telur
-
1 sendok teh ragi instan
-
250 ml santan hangat
-
1 sendok makan margarin cair
-
1/2 sendok teh vanila
-
Topping sesuai selera (cokelat, keju, kacang, dll)
Cara membuat:
-
Campurkan ragi dengan sedikit santan hangat, diamkan hingga berbuih.
-
Kocok telur dan gula hingga mengembang.
-
Masukkan tepung terigu secara bertahap, lalu tambahkan sisa santan, ragi, dan margarin cair. Aduk hingga rata dan diamkan 30 menit.
-
Panaskan cetakan pukis, olesi dengan margarin.
-
Tuang adonan ke dalam cetakan ¾ penuh, beri topping sesuai selera.
-
Tutup dan panggang hingga matang (sekitar 3–5 menit).
-
Angkat dan sajikan hangat.
Pukis dalam Budaya Populer
Walaupun kue pukis berasal dari tradisi lama, kini kehadirannya mulai merambah ke kafe dan toko dessert kekinian. Banyak brand lokal yang menyajikan kue pukis dengan tampilan lebih modern: diberi isian custard, matcha, atau cream cheese, bahkan dengan kemasan estetik yang cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
Media sosial juga berperan besar dalam menjaga eksistensi pukis. Banyak food vlogger hingga akun kuliner yang mempopulerkan kembali kue ini dengan sentuhan kekinian.
BACA JUGA: Resep Kue Lumpur Labu Kuning Lembut untuk Acara Arisan

Resep Kue Lumpur Labu Kuning Lembut untuk Acara Arisan
Arisan adalah momen yang tepat untuk menyajikan camilan manis yang menggugah selera. Salah satu hidangan yang selalu jadi favorit adalah kue lumpur labu kuning. Kue tradisional ini memiliki tekstur lembut, rasa manis alami dari labu, dan aroma vanilla yang menggoda. Berikut resep lengkapnya untuk Anda coba di rumah!
Bahan-Bahan (Untuk 20 Potong)
A. Bahan Utama
- 300 gram labu kuning (kukus dan haluskan)
- 150 gram tepung terigu protein sedang
- 100 gram gula pasir (bisa dikurangi jika labu sudah manis)
- 2 butir telur ayam
- 400 ml santan sedang (dari 1 butir kelapa)
- 100 gram margarin (lelehkan)
- 1/2 sdt garam
- 1 sdt vanili bubuk
B. Topping (Opsional)
- Kismis
- Keju cheddar parut
- Ceri merah
Alat yang Dibutuhkan
- Loyang kue https://lomaselcampanario.com/ lumpur atau cetakan muffin
- Panci kukus
- Mixer atau whisk
- Spatula
- Sendok sayur
Langkah Pembuatan
1. Siapkan Labu Kuning
- Kupas labu, potong dadu, lalu kukus selama 15 menit hingga empuk.
- Haluskan dengan garpu atau blender hingga lembut. Sisihkan.
2. Campurkan Adonan
- Dalam wadah, kocok telur dan gula hingga larut.
- Masukkan labu halus, aduk rata.
- Tuang santan sedikit demi sedikit sambil diaduk.
- Tambahkan tepung terigu, garam, dan vanili. Aduk hingga tidak ada yang bergerindil.
- Terakhir, masukkan margarin cair, aduk hingga tercampur sempurna.
3. Panaskan Cetakan
- Panaskan cetakan kue lumpur di atas kompor dengan api kecil.
- Olesi cetakan dengan sedikit margarin agar tidak lengket.
4. Tuang Adonan dan Beri Topping
- Tuang adonan ke dalam cetakan hingga 3/4 penuh.
- Beri topping kismis, keju, atau ceri di atasnya.
5. Panggang/Tutup Cetakan
- Jika menggunakan cetakan kue lumpur tradisional, tutup dan masak selama 15–20 menit hingga permukaan kue kering.
- Jika menggunakan oven, panggang dengan suhu 180°C selama 25 menit (sesuaikan dengan oven masing-masing).
6. Angkat dan Sajikan
- Setelah matang, angkat dan dinginkan sebentar.
- Kue lumpur siap disajikan hangat atau dingin.
Tips Agar Kue Lumpur Sempurna
✔ Gunakan labu kuning berkualitas – Pilih labu yang matang dan berwarna oranye pekat.
✔ Santan jangan terlalu kental – Santan encer membuat tekstur kue lebih lembut.
✔ Api kecil saat memasak – Agar kue matang merata dan tidak gosong.
✔ Jangan terlalu sering membuka tutup – Uap panas membantu kue mengembang sempurna.
Variasi Resep
- Kue Lumpur Pandan: Tambahkan 2 sdm jus pandan untuk aroma wangi.
- Kue Lumpur Coklat: Campurkan 2 sdm bubuk coklat ke dalam adonan.
- Kekinian: Tambahkan meses atau potongan oreo sebagai topping.
Kenapa Kue Lumpur Labu Kuning Cocok untuk Arisan?
✅ Mudah Dibuat – Tidak perlu teknik khusus, cocok untuk pemula.
✅ Bahan Murah & Mudah Didapat – Labu kuning dan santan mudah ditemukan di pasar.
✅ Tahan Lama – Bisa disimpan 2–3 hari dalam kulkas.
✅ Disukai Semua Kalangan – Rasa manisnya pas untuk anak-anak hingga dewasa.
BACA JUGA: Kue Lumpur Kentang: Sajian Hangat untuk Acara Keluarga

Kue Lumpur Kentang: Sajian Hangat untuk Acara Keluarga
Dalam setiap acara keluarga, baik itu arisan, pengajian, kumpul rajazeus slot akhir pekan, atau perayaan kecil di rumah, sajian makanan menjadi salah satu elemen penting yang menciptakan suasana hangat dan akrab. Salah satu kudapan yang tak pernah gagal menarik perhatian dan menjadi favorit banyak orang adalah kue lumpur kentang. Kue tradisional ini bukan hanya lezat, tetapi juga membawa nuansa nostalgia yang kental serta kehangatan khas rumahan.
Kue lumpur kentang adalah paduan sempurna antara rasa manis yang lembut dan tekstur yang lumer di mulut. Dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti kentang, santan, telur, dan tepung, kue ini menjadi simbol betapa masakan Indonesia dapat tampil sederhana namun tetap menggugah selera. Artikel ini akan mengulas tentang keistimewaan kue lumpur kentang, sejarahnya, proses pembuatannya, hingga alasan mengapa ia sangat cocok disajikan di tengah kehangatan keluarga.
Sejarah dan Asal-Usul Kue Lumpur
Kue lumpur dipercaya berasal dari pengaruh budaya kolonial Belanda di Indonesia, yang kemudian beradaptasi dengan bahan lokal dan selera Nusantara. Dari segi tampilan, kue ini sekilas mirip dengan flan atau custard cake khas Eropa, namun versi Indonesia lebih padat dan menggunakan bahan-bahan seperti kentang dan santan.
Nama “lumpur” sendiri merujuk pada teksturnya yang lembut dan sedikit basah, seperti tanah lumpur yang lembek—namun tentu saja dalam konteks yang mengundang selera. Kue ini termasuk dalam jajanan pasar yang masih eksis hingga kini, sering dijajakan bersama kue basah lain seperti pastel, risoles, dan nagasari.
Keunikan Kue Lumpur Kentang
Yang membuat kue lumpur kentang istimewa adalah tekstur dan cita rasanya. Dengan tambahan kentang rebus yang dihaluskan, kue ini menjadi lebih lembut dan padat, berbeda dengan kue basah lain yang cenderung kenyal. Kentang juga memberikan rasa gurih alami yang berpadu dengan manisnya santan dan gula, menciptakan keseimbangan rasa yang sempurna.
Biasanya, kue ini diberi topping kismis di atasnya, namun banyak juga yang menambahkan irisan kelapa muda, keju, atau bahkan potongan nangka untuk variasi rasa. Variasi ini memungkinkan kue lumpur tetap relevan dan digemari lintas generasi.
Cara Membuat Kue Lumpur Kentang
Membuat kue lumpur kentang sebenarnya tidak terlalu sulit, bahkan bisa menjadi aktivitas menyenangkan bersama keluarga di akhir pekan. Berikut adalah bahan dan cara sederhananya:
Bahan-bahan:
-
250 gram kentang kukus, haluskan
-
200 gram tepung terigu
-
150 gram gula pasir
-
2 butir telur
-
500 ml santan hangat
-
50 gram margarin cair
-
1/2 sdt vanili
-
Sejumput garam
-
Kismis atau topping lain sesuai selera
Cara membuat:
-
Kocok telur dan gula sampai gula larut.
-
Masukkan kentang halus dan tepung terigu, aduk hingga rata.
-
Tuang santan hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk agar tidak menggumpal.
-
Tambahkan margarin cair, vanili, dan garam. Aduk rata hingga adonan halus.
-
Panaskan cetakan kue lumpur dan olesi dengan sedikit minyak.
-
Tuang adonan, tutup, dan masak dengan api kecil hingga matang (sekitar 15 menit).
-
Tambahkan topping kismis sebelum kue mengeras sepenuhnya.
Hasil akhirnya adalah kue yang lembut, harum, dan sangat cocok disajikan dalam keadaan hangat.
Mengapa Cocok untuk Acara Keluarga?
Kue lumpur kentang sangat cocok dijadikan sajian untuk acara keluarga karena beberapa alasan:
-
Disukai oleh semua usia – Tekstur lembut dan rasa manisnya membuat kue ini digemari oleh anak-anak hingga orang tua.
-
Mudah dibuat dalam jumlah banyak – Membuat adonan kue lumpur cukup praktis dan ekonomis, sangat cocok untuk menjamu banyak tamu.
-
Nilai nostalgia – Bagi banyak orang Indonesia, kue ini membawa kenangan masa kecil atau momen spesial bersama keluarga.
-
Bisa dikreasikan – Kue lumpur kentang bisa dikombinasikan dengan berbagai topping sesuai selera keluarga, seperti keju parut, cokelat chips, atau bahkan durian.
-
Hangat dan mengenyangkan – Disajikan hangat, kue ini menjadi camilan yang pas untuk sore hari sambil minum teh bersama keluarga.
BACA JUGA: Bolu Gulung Pandan: Dessert Wajib di Acara Pernikahan

Bolu Gulung Pandan: Dessert Wajib di Acara Pernikahan

Lapis Surabaya Kue Ultim yang Tak Pernah Ketinggalan Zaman
Di tengah derasnya tren kue kekinian, dari dessert rajazeus box hingga croffle, ada satu nama yang tetap berdiri tegak sebagai simbol kelezatan klasik khas Indonesia: Lapis Surabaya. Kue legendaris ini tidak hanya dikenal dengan rasa manisnya yang lembut dan teksturnya yang legit, tapi juga karena reputasinya sebagai kue ultim—julukan tak resmi untuk kue kelas atas yang selalu hadir dalam momen-momen penting.
Lapis Surabaya bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari warisan kuliner Indonesia yang kaya rasa, bernilai sejarah, dan selalu menggugah nostalgia.
BACA JUGA: Makanan Paling Khas di Kamboja yang Wajib Dicoba
🍰 Sejarah Lapis Surabaya
Walaupun namanya mengandung kata “Surabaya,” asal usul Lapis Surabaya tidak sepenuhnya jelas. Namun, banyak yang percaya bahwa kue ini mulai populer di kota Surabaya pada masa kolonial Belanda. Bahkan, pengaruh Eropa dalam pembuatan dan bentuknya cukup terlihat—khususnya dalam penggunaan bahan-bahan seperti mentega, telur dalam jumlah besar, dan gula kastor.
Beberapa sejarawan kuliner menyebut bahwa Lapis Surabaya adalah bentuk adaptasi dari kue butter cake Eropa, yang kemudian diolah ulang dengan sentuhan lokal hingga menjadi kue tiga lapis yang kita kenal sekarang.
🧈 Ciri Khas yang Membuatnya Istimewa
Apa yang membuat Lapis Surabaya begitu spesial?
-
Tiga Lapisan Klasik
Kue ini terdiri dari tiga lapisan: dua lapisan kuning di bagian atas dan bawah, serta satu lapisan cokelat di tengah. Lapisan-lapisan ini disusun dengan penuh presisi dan dihubungkan dengan selai atau buttercream tipis. -
Tekstur Lembut dan Padat
Dibuat dari banyak kuning telur—bisa mencapai 30 butir atau lebih dalam satu resep utuh—kue ini memiliki tekstur yang sangat lembut, padat, namun tetap lumer di mulut. Tidak heran kalau Lapis Surabaya sering dianggap sebagai “kue premium”. -
Aroma Mentega yang Kuat
Salah satu daya tariknya adalah aroma harum mentega berkualitas yang terasa sejak gigitan pertama. Mentega asli (bukan margarin) menjadi bahan utama untuk mendapatkan rasa autentik. -
Tidak Menggunakan Pengembang
Tidak ada baking powder atau soda kue dalam resep aslinya. Kelembutan dan volume kue murni berasal dari proses pengocokan telur dan gula yang tepat.
🎂 Simbol Kemewahan dan Perayaan
Lapis Surabaya sering dianggap sebagai kue “ultim”—atau kue kelas atas—karena memang tidak semua orang bisa (atau mau) membuatnya secara manual. Butuh keterampilan, waktu, dan bahan premium untuk menghasilkan satu loyang Lapis Surabaya yang sempurna.
Tak heran, kue ini sering disajikan dalam acara-acara istimewa seperti:
-
Pernikahan
-
Ulang tahun keluarga
-
Hari Raya (Natal, Imlek, Lebaran)
-
Acara resmi atau jamuan kehormatan
Di banyak toko kue ternama, Lapis Surabaya dijual dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan jenis kue lainnya. Tapi bagi pecintanya, setiap potong sepadan dengan kelezatannya.
🍮 Lapis Surabaya di Era Modern
Meski tergolong klasik, Lapis Surabaya tidak ketinggalan zaman. Justru di era media sosial dan budaya “throwback,” banyak generasi muda yang kembali melirik kue ini sebagai camilan favorit atau bahkan bisnis rumahan.
Beberapa inovasi Lapis Surabaya modern meliputi:
-
Varian rasa: pandan, matcha, kopi, hingga red velvet.
-
Tampilan mini: dibuat dalam ukuran kecil atau bentuk potongan untuk hampers.
-
Paduan topping kekinian: keju, cokelat, hingga karamel.
Namun, versi klasik—lapis kuning dan cokelat dengan aroma mentega yang khas—tetap jadi primadona.
👨🍳 Lapis Surabaya Sebagai Warisan Kuliner
Di balik tampilannya yang sederhana, Lapis Surabaya membawa banyak nilai: dedikasi, kesabaran, dan rasa cinta pada tradisi. Kue ini tidak hanya memuaskan lidah, tapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga.
Tak berlebihan jika Lapis Surabaya disebut sebagai bagian dari identitas kuliner Indonesia. Ia adalah bukti bahwa resep yang diwariskan dari generasi ke generasi mampu bertahan, bahkan bersaing di tengah derasnya inovasi makanan modern.